Prawira.id – Tanaman hias dari keluarga Monstrea, atau yang biasa dikenal dengan sebutan “Janda Bolong” kini tak hanya digemari oleh masyarakat dalam negeri. Sejumlah negara asing sekarang ini juga tengah melirik tanaman eksotis tersebut.
Janda Bolong menjadi salah komoditi tanaman hias yang diekspor ke berbagai negara, di antaranya Hongkong, Inggris dan Amerika Serikat (USA).
Dilansir dari situs resmi Kementerian Pertanian, pada Rabu 21 Oktober 2020, ada sebanyak 325 tanaman hias berbagai jenis, termasuk Janda Bolong yang diekspor ke luar negeri.
“Jenis tanaman hias yang juga sedang digemari masyarakat berupa Mostrea, Aglonema dan Philondendron sebanyak 352 batang senilai Rp17,6 juta ke Hongkong, Inggris dan Amerika Serikat,” tulis Kementerian Pertanian dalam situsnya.
Masih dalam artikel dalam situs itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo turut mengajak masyarakat agar terus mengembangkan jenis – jenis tanaman hias tersebut. Sebab, pasar ekspor untuk komoditi tanaman hias itu masih terbuka lebar.
“Pertumbuhannya sangat menggembirakan, kembangkan terus karena pasar ekspor sangat terbuka lebar. Jangan lupa patuh untuk melapor kepada petugas karantina agar tetap sehat, aman dan makin laris tanaman hias kita di pasar ekspor,” pesan pria yang akrab disapa SYL itu.
Di pasar tanaman hias dalam negeri sendiri, tanaman hias Janda Bolong jenis (Monstrea obiliqua) mulai booming pada awal pertengahan 2020 lalu. Untuk satu lembar daunnya, dihargai hingga Rp15 juta rupiah.
Belakangan, harganya terbilang fantastis, untuk satu tanaman mampu mencapai Rp100 juta.
Namun demikian, tidak semua jenis Monstrea di bandrol dengan harga tinggi, ada juga yang dibandrol dengan harga puluhan ribu saja.
Dilansir dari CNN Indonesia, Peneliti LIPI Yuzammi menjelaskan, Janda Bolong merupakan tanaman dari suku Araceae atau talas-talasan.
“Marga Monstera ini memiliki sekitar 38 spesies, yang salah satunya adalah Monstera adansonii atau yang kita kenal di Indonesia dengan nama dagang janda bolong,” kata Yuzammi.
Dari sejumlah sumber, menurut Yuzammi, nama janda bolong berasal dari bahasa Jawa. Karakteristik daun Monstera adansonii yang bolong membuat masyarakat Jawa menyebutnya dengan ron phodo bolong yang berarti daun pada bolong.
Jika diucapkan secara singkat, maka terdengar seperti ron dho bolong. Pengucapan ron dho terdengar hampir sama dengan rondo yang berarti janda.
Kultur budaya dan stereotip di Indonesia membuat nama ini semakin melekat pada Monstera adansonii.
“Dalam kultur masyarakat kita, kata janda sudah identik dengan tidak perawan lagi, dengan kata lain kasarnya disebut bolong. Nah, dengan bentuk daun yang bolong-bolong tersebut, maka ‘seakan-akan’ identik dengan kondisi seorang janda, maka nama tersebut menjadi langsung populer dan ngetrend di pasar tanaman hias,” kata Yuzammi.