Prawira.id – Bursa saham Asia berguguran menyusul kejatuhan saham di Wall Street pada Jumat (21/1/2022). Hal ini karena pasar khawatir dengan potensi pengetatan kebijakan moneter The Fed dan realisasi data ekonomi yang lebih rendah dari perkiraan.
Seluruh indeks saham di Amerika Serikat, seperti S&P 500, Nasdaq Composite, dan NYSE Composite kompak melemah. Indeks S&P 500 turun 1,10 persen, Nasdaq Composite turun 1,30 persen, dan NYSE Composite turun 0,92 persen.
Selain kebijakan The Fed, pelemahan Nasdaq diakibatkan oleh saham Netflix yang anjlok 1,48 persen.
Penambahan jumlah pelanggan yang tak sesuai target memberikan sentimen negatif untuk saham perusahaan AS tersebut.
“Kurang dari seminggu setelah pertemuan The Fed, investor khawatir bahwa bank sentral akan menandai kenaikan suku bunga yang agresif,” kata Analis Pasar IG Markets Roda Kyle, dikutip dari Reuters.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen yakin The Fed dan pemerintahan Presiden AS Joe Biden akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menurunkan inflasi sepanjang tahun ini, dengan syarat pandemi dapat dikendalikan.
Tak hanya bursa, harga minyak dunia juga ikut turun hari ini. Harga minyak mentah AS melemah 1,99 persen menjadi US$83,85 per barel dan Brent turun menjadi US$86,82 per barel. (Rls)